Witir, Habis Shalat Isya' Saja! (rev. 1)

Judul di atas menandakan kebolehan atas diadakannya shalat witir sesudah pendirian shalat Isya', berdasarkan hadist-hadist yang kuat. Jika amat dikhawatirkan pada pertengahan malam tak bisa bangun, maka shalat witir di awal waktu (sesudah Isya') adalah boleh. Hal ini perlu diperhatikan, karena shalat witir termasuk salah satu dari tiga amalan yang utama, selain puasa ayyamul baidh (tiga hari pertengahan bulan) dan shalat Dhuha. (Lihat Shahih Fiqhus Sunnah).


Demikian, untuk selanjutnya mengenai tuntunan shalat witir yang lebih mendalam dan ilmiah (berdasarkan dalil yang jelas), silakan kunjungi referensi berikut.
> Shalat Sunnah Witir
> Awal dan Akhir Waktu Shalat Malam dan Witir

Selebihnya, tips agar dapat bangun pada tengah malam untuk bershalat malam sekaligus witir, di antaranya adalah menciptakan prioritas pada diri untuk bersungguh-sungguh dan berniat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Cobalah dan jangan ragu untuk tidur di awal waktu jika memang membutuhkannya, agar dapat bangun pada pertengahan malam. Jika pada diri Anda merasa bahwa porsi tidur minimal Anda dari tidur memejamkan mata hingga dapat bangung dengan sendirinya adalah 3 jam, misalnya, maka maksimal Anda harus tidur pada jam 12 malam agar dapat bangun pada jam 3 pagi. Pola tidur dan bangun Anda secara mandiri ini harus dapat Anda amati sendiri. Atau jika tidak sediakan alarm untuk membangungkan diri Anda.

Ingat, tetaplah menyediakan waktu istirahat yang cukup. Tidak bisa kiranya untuk menyetel alarm jam 2 pagi untuk diniatkan shalat malam, padahal kita baru tidur jam 1 pagi dalam kondisi yang amat lelah. Pertimbangkan kondisi tubuh dan ciptakan prioritas dengan menyediakan waktu istirahat yang teratur agar kita dapat bangun pada pertengahan malam.

Mudahnya untuk dapat bangun di pertengahan malam, selain pada porsi tidur yang cukup, yakni juga bergantung pada adab perilaku keseharian kita. Hindarkanlah untuk mendengarkan musik, sebagaimana lagu-lagu yang didendangkan artis-artis sekarang, karena hal tersebut adalah mengeraskan hati. Usahakanlah untuk memprioritaskan shalat fardhu di awal waktu (tepat waktu), karena usaha kita untuk senantiasa memperhatikan shalat, insya-Allah membawa dampak pada diri kita untuk senantiasa terjaga dalam ketepatan shalat selanjutnya, seperti mudahnya bangun pada saat Subuh. Giatkan pula yang ketaatan sunnah lainnya, seperti shalat sunnah rawatib, shalat Dhuha, puasa Senin Kamis (dan puasa Ayyamul Baidh) atau puasa Daud, dan lain-lain, termasuk mengamalkan doa-doa sehari-hari sesuai tuntunan Rasulullah.

أحَبَّ الصَّلاَةِ أَِلَى الله صَلاَةً دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمَ، وَأَحَبَّ الصِّيَامِ أِلَى الله صِيَمُ دَاوُدَ، وَ كاَنَ يَنَامُ نِسْفَ اللَّيْلِ، وَ يَقُومُ ثُلَثُهُ، وَيَنَامُ سُدُوسَهُ، وَيَصُومُ يَومً وَيُفطِرُ يَومً. وَ فِي رٍوَايَةٍ: وَهُوَ أَعْدَلُ الصِّيَمِ

"Shalat yang paling dicintai Allah adalah shalatnya Daud AS, dan puasa yang paling dicintai Allah adalah puasanya Daud AS, beliau tidur setengah malam, bangun pada sepertiganya, kemudian tidur lagi seperenamnya, berpuasa sehari dan berbuka sehari." [1] Dalam riwayat disebutkan, "Itulah puasa yang paling adil." [2] (
Shahih Fikih Sunnah, jilid 2, hal 238)

Insya-Allah, tulisan ini akan dilengkapi di kesempatan berikutnya.


[1] Shahih. HR. Al Bukhari [1131] dan Muslim [1159]
[2] Shahih. HR. Al Bukhari [1976] dan Muslim [1159]

Tidak ada komentar: